Data vaksinasi yang dilaporkan Kementerian Kesehatan, penerima vaksinasi Covid-19 dosis keempat atau booster kedua per Sabtu 20 Mei 2023 tercatat 3.174.811 orang. Angka ini sangat jauh dari target vaksinasi Covid-19 sebanyak 234.666.020 orang atau setara 1,75 persen dari total sasaran.
Tiga tahun sejak pandemi Covid-19 di umumkan di Indonesia pada Maret 2020, sepertinya masyarakat semakin menganggap infeksi Covid-19 merupakan penyakit biasa. Kesadaran masyarakat untuk melakukan vaksinasi Covid-19 semakin berkurang. Ini bisa dilihat dari capaian angka vaksinasi Covid-19 yang semakin menurun. Rilis Kemenkes mencatat capaian vaksinasi dosis ketiga atau booster pertama sebesar 68.827.610 orang atau setara 37,91 persen.
Untuk penerima vaksinasi dosis kedua berjumlah 174.887.905 orang atau setara 74,53 persen dan penerima dosis pertama mencapai 203.841.956 orang. Vaksin dosis pertama menjadi capain tertinggi vaksinasi Covid-19 masyarakat Indonesia. Selisih sedikit dari target 234.666.020 orang atau setara 86,87 persen dari total sasaran.
Vaksinasi Covid-19 hingga saat ini masih digratiskan pemerintah bagi seluruh masyarakat Indonesia. Pada 24 Januari 2023 lalu Kementerian Kesehatan telah mengeluarkan kebijakan pemberian booster kedua bagi masyarakat umum usia 18 tahun ke atas.
Dengan merebaknya kembali varian baru Covid-19, saatnya menggencarkan kembali vaksinasi Covid-19. Terlebih vaksinasi Covid-19 juga menjadi rekomendasi Komite Kedaruratan Covid-19 IHR yang disetujui oleh WHO sebelum pengumuman resmi penghentian status Public Health Emergency of International Concern (PHEIC) untuk COVID-19, yaitu mengintegrasikan vaksinasi COVID-19 ke dalam program vaksinasi rutin nasional (life course vaccination).
Pemberian booster kedua dilakukan sebagai upaya percepatan vaksinasi untuk meningkatkan titer antibodi dan memperpanjang perlindungan, terutama bagi kalangan lanjut usia dan orang dengan sistem daya tahan tubuh lemah. Ini juga sesuai dengan Instruksi Mendagri Nomor 53 Tahun 2022 Tentang Pencegahan dan Pengendalian COVID-19 pada masa transisi Menuju Endemi.
Pemerintah telah memastikan ketersediaan stok vaksin dengan mengutamakan vaksin dalam negeri dan menambah indikasi penggunaan vaksin produksi dalam negeri untuk anak, remaja, dan booster heterolog.
Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan dunia harus bersiap menghadapi pandemi dan ancaman lainnya di masa depan. Ini disampaikannya pada sidang ke-76 Majelis Kesehatan Dunia WHO di Jenewa.
Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan meskipun COVID-19 tidak lagi menjadi darurat kesehatan global, dunia harus tetap memperkuat respons terhadap penyakit tersebut. Berakhirnya COVID-19 sebagai darurat kesehatan global bukanlah akhir COVID-19 sebagai ancaman kesehatan global. Tetap ada ancaman varian lain akan muncul dan menyebabkan gelombang penyakit baru dan kematian selain ancaman patogen lain dengan potensi yang lebih mematikan.
Untuk tindakan perlindungan dan pencegahan terjadinya infeksi Covid-19 yang parah, hingga rawat inap maupun kematian, maka vaksinasi Covid-19 perlu digencarkan kembali. Masyarakat perlu didorong untuk memenuhi vaksinasi Covid-19 secara berkala, sesuai dosis yang dianjurkan untuk meningkatkan kekebalan terhadap serangan varian baru yang muncul di masa datang. (Kurniatun Karomah/Edit.KLI)
(Sumber: WHO dan Biro Komunikasi dan Yanlik Kemenkes)