Memaknai HKN ke-61: BKPK Dorong Transformasi Hidup Sehat Untuk Kualitas Hidup Lebih Baik

14

Jakarta – Untuk ketiga kalinya di tahun ini Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan (BKPK) menyelenggarakan Forum Nasional (Fornas), sebuah wadah berbagi ilmu dan pengalaman yang disertai diskusi dan penyampaian aspirasi dari berbagai kalangan masyarakat. Bertempat di Auditorium Leimena Kementerian Kesehatan (Kemenkes) pada Selasa (25/11), Fornas kali ini mengusung tema “Transformasi Hidup Sehat”.

Kepala BKPK Prof. Asnawi Abdullah dalam laporannya menyampaikan bahwa forum ini merupakan langkah strategis dalam mendukung visi Kemenkes untuk menciptakan masyarakat yang sehat dan produktif guna mewujudkan Indonesia Emas 2045. Seruan yang disampaikan dalam moment ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat dan mendorong perubahan perilaku menuju budaya hidup sehat.

Ia menambahkan bahwa tujuan dari proses ini adalah untuk menghasilkan strategi dan kebijakan efektif sebagai bagian integral dari transformasi hidup sehat. Sebelumnya BKPK telah melakukan survei secara online pada tahap persiapan untuk memotret pendapat masyarakat tentang hidup sehat. Hasil survei menunjukkan bahwa masyarakat mengaitkan hidup sehat dengan olahraga, pola makan, dan kesehatan mental.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin yang berkesempatan hadir dan memberikan Keynote Speech pada acara ini menyampaikan bahwa diperlukan strategi kebijakan untuk mengubah perilaku masyarakat sehingga dapat mewujudkan masyarakat yang sehat pada seluruh siklus hidup. Dengan adanya pergeseran tren penyebab kematian di Indonesia yang didominasi oleh Penyakit Tidak Menular (PTM) menurutnya langkah pencegahan penyakit lebih tepat dibanding mengobati orang sakit. Ini karena PTM dapat dicegah dengan penerapan pola hidup sehat.

Baca Juga  Pemanfaatan Data Beban Penyakit untuk Transformasi Kebijakan Kesehatan

Dijelaskan Menkes Budi untuk menjadikan masyarakat Indonesia berusia panjang namun tetap sehat bebas dari penyakit caranya ada dua, yaitu dengan perubahan gaya hidup dan cek kesehatan. Perubahan gaya hidup dapat dilakukan dengan mengonsumsi makanan sehat, berolahraga dan meminimalisir stress. Sementara cek kesehatan dapat dilakukan masyarakat dengan berpartisipasi dalam program Cek Kesehatan Gratis (CKG) yang telah diluncurkan Kemenkes mulai tahun ini.

“Kita harus bisa mendorong masyarakat untuk rajin berolahraga. Ciptakan pola pikir bahwa olahraga itu keren dan kalau tidak olahraga itu FOMO atau ketinggalan tren,” ujar Menkes Budi.

Dijelaskannya budaya hidup sehat harus mulai dari diri sendiri. Setiap orang harus menanamkan dalam dirinya bisa berumur panjang dengan tetap bugar dan terhindar dari penyakit. Beliau mencontohkan dirinya yang meski sudah berusia 61 tahun tapi tetap rutin berolahraga, menjaga pola makan bahkan terlibat dalam kegiatan lomba lari di beberapa kesempatan.

“Kita bebas memilih olahraga apa saja, baik itu lari, bersepeda ataupun berenang yang penting dilakukan minimal 30 menit selama 5 kali dalam seminggu,” jelasnya.

Sementara itu Fitness Influencer Sally Tanudjaja mendefinisikan sehat bukan sekedar tidak sakit namun bugar, yang bermakna fit dan produktif. Menurutnya banyak orang merasa sehat, tapi cepat lelah, kurang energi, dan susah fokus.

Baca Juga  BKPK Lakukan Advokasi dan Sosialisasi Kebijakan Pembiayaan Kesehatan d Kota Depok

“Banyak yang belum peduli tentang kesehatan karena masih merasa sehat. Padahal sehat itu bukan sekadar tidak sakit tapi bugar. Bugar itu kita bisa melakukan aktivitas dengan penuh energi tanpa cepat lelah,” jelas Sally.

Lebih lanjut dijelaskan Sally untuk mencapai bugar syarat nomor satunya adalah dengan rutin berolahraga. Dengan disiplin berolahraga, tidak makan sembarangan, begadang dan mengelola stress dengan baik kita akan mendapatkan kualitas hidup yang lebih baik.

“Saya harap Bapak/Ibu tidak menunda lagi untuk memulai pola hidup sehat. Tidak ada kata terlambat untuk memulai olahraga dan menjaga kesehatan. Jangan langsung olahraga berat tapi lakukan secara bertahap dan disiplin. Kita pasti bisa terlihat lebih muda, fit dan produktif,” ujarnya.

Mendukung pernyataan Sally, dokter spesialis kedokteran olahraga Sophia Hage juga menyatakan bahwa olahraga secara teratur dapat meningkatkan fungsi kognitif dan memori, meningkatkan produktivitas kerja 12 hingga 15% serta menurunkan risiko depresi hingga 30%.

Dipaparkan Sophia bahwa hidup sehat bukan hanya tentang mencegah penyakit, tapi juga tentang membangun kapasitas bangsa untuk berpikir lebih baik, bergerak lebih kuat, berkarya lebih produktif, dan berprestasi lebih tinggi.

Baca Juga  Webinar Belajar Anjak Seri 6: Perkuat Kapasitas Penyusunan Policy Brief yang Berdampak

Ada yang menarik dalam penyelenggaraan Fornas kali ini yaitu dengan dihadirkannya narasumber berusia 85 tahun yang masih bugar dan aktif bahkan masih terlibat dalam kompetisi. Beliau adalah perenang wanita tertua dan terbaik tahun 2025 Versi Wirawati Cup, Kartini Sapardjiman.

Kartini menyampaikan bahwa kunci hidup sehat dan panjang umurnya adalah dengan disiplin berolahraga sedari muda, membatasi makan, dan selalu berusaha berpikir positif. Beliau juga memberikan tip bagaimana mencegah kepikunan dengan melakukan senam otak secara rutin. Menurutnya kepikunan jangan dianggap sebuah normalisasi atas usia yang menua, kepikunan dapat diatasi dengan rajin melakukan senam otak dan rutin berolahraga.

Seperti sebelumnya Fornas ini dilaksanakan melalui empat tahapan yaitu Persiapan (survei dan diskusi dengan fasilitator expert dan pengelola program), Pelaksanaan (diskusi mendalam da masukan publik), Analisis (analisis hasil diskusi dan masukan publik serta konsultasi), dan Pasca Forum Nasional (pemaparan hasil analisis atas masukan expert dan publik.). Sesi inti kegiatan ini mencakup presentasi role model inspiratif dari berbagai usia, dilanjutkan dengan diskusi mendalam 6 topik breakout room yang meliputi Pola Makan Sehat, Aktivitas Fisik, Stop Adiksi rokok dan zat adiktif, Kesehatan Mental-Sosial, Deteksi Dini Penyakit, serta Personal Hygiene, Sanitasi, dan Lingkungan Sehat. (Penulis: Kurniatun Karomah, Editor: Pusjak SKK)