Pelatihan Pemeriksaan Air Limbah Untuk Deteksi SARS CoV-2

688

Nonthaburi– Pemeriksaan air limbah sekarang menjadi salah satu cara untuk mendeteksi sirkulasi patogen di lingkungan, tidak terkecuali untuk virus SARS CoV-2. Virus ini dapat dikeluarkan melalui tinja manusia dan bisa bertahan lama di lingkungan.

CDC Thailand bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan Masyarakat Thailand mengadakan pelatihan pemeriksaan air limbah untuk Deteksi SARS CoV-2 di Training Centre for Excellence Medical Sciences, Nonthaburi Thailand. Kegiatan berlangsung 3-6 Oktober 2022.

Peserta yang berpartisipasi adalah Indonesia, Filipina, Vietnam dan juga dari Laboratorium Kesehatan Masyarakat di Thailand. Peserta Indonesia berjumlah 5 orang terdiri dari 2 orang dari Lab PPI Prof Sri Oemijati,  1 orang dari BBTKL Jakarta, 1 orang dari BTKL Banjar Baru dan 1 dari MRIN (Mochtar Riyadi Institute of Nanotechnology).

Baca Juga  Festival Inovasi Kesehatan Dorong Kemandirian Sistem Kesehatan Nasional

Metode pengajaran berupa kuliah, hands on di laboratorium dan diskusi. Pengenalan pada surveilans air limbah, transportasi air limbah, pengerjaan konsentrasi air limbah menggunakan metode Concentration and Filtration Elution CaFÉ), serta pengenalan ddPCR merupakan materi yang disampaikan fasilitator pelatihan.

Membuat konsentrat merupakan tahapan yang sangat penting sebelum masuk ke tahapan amplifikasi. Metode CaFÉ ini merupakan salah satu metode dari beberapa metode  sudah dikerjakan di beberapa laboratorium polio secara global. Setelah melakukan konsentrat kemudian konsentrat diekstraksi dan kemudian dibuat droplet dengan alat khusus.

Pembuatan droplet ini merupakan salah satu langkah awal teknologi ddPCR. Droplet yang dihasilkan kemudian  diamplifikasi dengan metode PCR. Hasil PCR dibaca dengan analisis menggunakan software Quantasoft®. Pemeriksaan ini sangat sensitif terutama untuk sampel yang jumlah virusnya sedikit seperti di lingkungan.

Baca Juga  Perkuat Advokasi Untuk Memudahkan Adopsi Rekomendasi Kebijakan

Belajar dari pengalaman virus polio yang dapat dideteksi lebih awal di lingkungan sebelum muncul kasus, dimana waktu itu cukup untuk virus bersirkulasi. Oleh karena itu, pemeriksaan lingkungan sangat penting untuk deteksi awal. Dengan demikian, diharapkan bisa dikembangkan surveilans lingkungan untuk SARS CoV-2 yang akan berguna diterapkan selain untuk deteksi dini juga untuk mengetahui varian virus SARS-CoV-2 yang beredar di masyarakat. (Penulis Herna/Editor Fachrudin Ali)