Tangerang Selatan– Presiden Joko Widodo (Jokowi) secara resmi membuka pertemuan Rapat Kerja Kesehatan Nasional (Rakerkesnas) tahun 2024 di ICE BSD, Tangerang Selatan, Banten, Rabu (24/4).
Dalam sambutannya, Presiden menjelaskan 68% penduduk Indonesia ada di usia produktif. Hal ini menjadi kesempatan besar yang dapat terjadi sekali dalam sebuah peradaban negara. “Kesehatan menjadi hal yang sangat penting, sangat fundamental. Pinter-pinter tapi gak sehat mau apa?” tegasnya.
Jokowi juga mengapresiasi keberhasilan Indonesia menurunkan angka stunting, dari 37,6 persen menjadi 21,5 persen dalam kurun waktu 10 tahun terakhir. Selain stunting, Ia juga menyoroti tantangan besar sektor kesehatan mengatasi kematian akibat penyakit tidak menular seperti stroke, jantung, dan kanker yang masih tinggi. Hal lain yang masih perlu dikejar di sektor kesehatan adalah kurangnya dokter spesialis. “Rasio dokter kita 0,47 dan rangking 147 di dunia” ungkapnya.
Selanjutnya, Jokowi juga meminta agar dalam penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP), Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN), dan Rencana Induk Bidang Kesehatan harus sinkron, in line, dan seirama. Rencana Induk Bidang Kesehatan akan menjadi pedoman nasional baik pemerintah pusat, pemerintah daerah, provinsi, kabupaten/kota serta swasta.
Mengakhiri sambutannya, Jokowi meminta pemerintah harus memperkuat industri kesehatan dalam negeri. Ia mengatakan bahwa 1 juta lebih penduduk Indonesia berobat ke luar negeri. “Sehingga kita kehilangan 11,5 miliar US dolar atau 180 triliun rupiah karena penduduk kita tidak mau berobat di rumah sakit dalam negeri,” katanya. Jokowi juga mengungkapkan bahwa 90 persen bahan produksi farmasi masih import. Selain itu 52% alat kesehatan masih didominasi impor.
Rakerkesnas ini dihadiri oleh Menteri Sekretaris Kabinet, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, PJ Gubernur Provinsi Banten, dan Wakil Ketua Komisi IX DPR RI. Pertemuan ini diikuti oleh insan kesehatan dari 514 Kabupaten/Kota di 38 Provinsi di Indonesia.
Pertemuan ini diharapkan menjadi sarana untuk konsolidasi dan integrasi agar menghasilkan hasil konkret dari masalah yang masih kita miliki. Jika kompak berjalan maka akan signifikan kemajuan bidang kesehatan negara kita. Dan semoga mimpi Indonesia emas 2045 bisa kita wujudkan bersama.
(Penulis Nisa Fitriyani/Edit Timker HDI)