
Jakarta – Indonesia mendorong terbentuknya jejaring laboratorium kawasan ASEAN melalui ASEAN Center for Public Health Emergencies and Emerging Diseases (ACPHEED) dalam Pertemuan Konsultatif Pembentukan ASEAN Laboratory Network yang berlangsung di Jakarta (15-17/9). Kegiatan ini diselenggarakan oleh Kementerian Kesehatan RI melalui Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan (BKPK), bekerja sama dengan Direktorat Jenderal Kesehatan Primer dan Komunitas.
Pertemuan yang dihadiri oleh perwakilan Laboratorium Kesehatan Masyarakat Tier 1-5; kementerian terkait seperti Kementerian Luar Negeri, Kementerian Pertanian, Kementerian Kehutanan, dan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN); akademisi; mitra internasional seperti WHO dan FAO; serta pakar, menjadi titik penting dalam memperkuat sistem deteksi dan penilaian risiko kesehatan masyarakat di kawasan ASEAN.
Kepala BKPK, Prof. Asnawi Abdullah, dalam sambutannya menekankan pentingnya jejaring laboratorium yang kuat, terintegrasi, dan selaras dengan prinsip One Health.
“Data laboratorium bukan hanya angka, melainkan fondasi deteksi dini dan pengambilan keputusan. Jejaring ini harus memberikan nilai tambah, baik di tingkat nasional maupun regional,” ujar Prof. Asnawi.

Diskusi berlangsung dengan format pleno dan World Cafe, membahas berbagai isu strategis, mulai dari harmonisasi standar mutu, penguatan kapasitas biosekuriti, penetapan Center of Excellence, hingga kebutuhan sistem informasi regional untuk pertukaran data lintas negara.
Sejumlah rekomendasi mengemuka, antara lain Revisi Terms of Reference (ToR) ASEAN Laboratory Network, Penunjukan laboratorium sentinel dan laboratorium rujukan, Penguatan regulasi nasional untuk mendukung jejaring kawasan.
Direktur Jenderal Kesehatan Primer dan Komunitas, dr. Maria Endang Sumiwi, dalam penutupan menegaskan pentingnya kesiapan Indonesia. “Dalam satu tahun ke depan, laboratorium nasional kita harus mampu meningkatkan kualitas layanan untuk mencapai pengakuan internasional. ASEAN Laboratory Network adalah peluang besar, dan Indonesia harus siap menjadi tuan rumah bagi ACPHEED Detection and Risk Assessment yang andal,” tegasnya.
Dengan semangat kolaborasi lintas sektor dan dukungan mitra internasional, pertemuan ini menjadi batu loncatan menuju terbentuknya ASEAN Laboratory Network yang diharapkan dapat memperkuat kesiapsiagaan dan respons kawasan terhadap potensi pandemi di masa depan. (Penulis: Pusat Kebijakan Strategi dan Tata Kelola Kesehatan Global)








