Nusa Dua – Kementerian Kesehatan, bersama dengan negara co-host dan partners, yaitu Kementerian Kesehatan Indonesia, Spanyol, Australia, dan Afrika Selatan, bekerjasama dengan Gavi the Vaccine Alliance, Unitaid, UNICEF, WHO, Bank Dunia, The Global Financing Facility (GFF), dan The Gates Foundation, sukses menyelenggarakan Forum Global ke-2 Eliminasi Kanker Serviks yang berlangsung di Bali pada 17-19 Juni 2025.
Kanker leher rahim atau yang lebih dikenal dengan kanker serviks adalah kondisi dimana terdapat pertumbuhan sel-sel ganas pada leher rahim/serviks yang tidak terkendali. Berdasarkan penyebabnya, sebanyak 90% dari pasien yang menderita kanker serviks disebabkan oleh infeksi HPV (Human Papillomavirus) onkogenik yang persisten. Menurut WHO, secara global, kanker serviks merupakan kanker keempat yang paling umum terjadi pada perempuan, dengan sekitar 600 ribu kasus baru pertahunnya dan kasus kumulatif lebih dari 53 juta kasus secara global. Sekitar 90 persen dari kematian akibat kanker serviks terjadi di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah. Tingkat kejadian dan kematian akibat kanker serviks tertinggi terjadi di Afrika Sub-Sahara, Amerika Tengah, dan Asia Tenggara.

WHO juga mencatat bahwa masalah kanker serviks ini berkaitan dengan akses terhadap layanan vaksinasi, skrining, pengobatan, faktor risiko termasuk prevalensi HIV, dan faktor penentu sosial dan ekonomi seperti jenis kelamin, bias gender, dan kemiskinan.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyerukan pemberantasan kanker serviks dengan strategi 90-70-90, yaitu 90% anak perempuan telah divaksinasi lengkap HPV pada usia 15 tahun; 70% perempuan dilakukan skrining dengan tes yang akurat pada perempuan usia 35 tahun dan pada usia 45 tahun; dan 90% perempuan yang memiliki lesi pra kanker atau kanker serviks menerima perawatan, termasuk perawatan paliatif.
Forum Global ke-2 Eliminasi Kanker Serviks yang diselenggarakan selama 3 hari tersebut merupakan wadah untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman serta menyampaikan komitmen oleh para pakar, pembuat kebijakan, organisasi internasional, filantropis dan industri dalam mendukung eliminasi kanker serviks.

Pertemuan membahas berbagai topik, seperti tinjauan terhadap pelaksanaan strategi eliminasi kanker serviks 90-70-90, cakupan dan akses terhadap vaksinasi, skrining, dan pengobatan, termasuk perluasan, keterjangkauan dan penjaminan mutu, serta peran sektor swasta dan masyarakat. Komitmen-komitmen baru disampaikan dan dicatat sebagaimana dapat diakses melalui laman resmi World Health Organization.

Pertemuan berhasil mengadopsi Deklarasi Bali yang menegaskan kembali komitmen terhadap sasaran 90-70-90 yang harus dicapai pada tahun 2030, termasuk menyediakan akses yang merata terhadap vaksin HPV, perluasan skrining dan pengobatan, pentingnya pemberian vaksinasi dosis tunggal, keterlibatan masyarakat, dan menjalankan sistem pemantauan berbasis data, sesuai dengan strategi global. (Penulis: Ida, Editor: Timker Regional Paskal dan Timker HDI Set BKPK)