
KOTA TANGERANG SELATAN – Program Cek Kesehatan Gratis (CKG) sekolah resmi dimulai secara serentak pada 4 Agustus 2025, kegiatan ini bertujuan menjangkau 53 juta peserta didik di seluruh Indonesia untuk deteksi dini potensi penyakit dan membangun budaya hidup sehat sejak dini. Salah satu lokasi pelaksanaan CKG sekolah yang ditinjau hari ini adalah SMAN 6 Kota Tangerang Selatan. Peninjauan dilakukan oleh Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO) Hasan Nasbi dan Kepala Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan Kementerian Kesehatan (BKPK Kemenkes) Prof. Asnawi Abdullah.
Kegiatan CKG di SMAN 6 Kota Tangerang Selatan melibatkan 378 siswa kelas X dari total 1225 siswa yang akan mengikuti serangkaian pemeriksaan, termasuk tes kebugaran, skrining, dan pemeriksaan kesehatan umum. Kegiatan hari ini dimulai dengan senam pagi bersama dan Aksi Bergizi yang mencakup sarapan bersama serta minum tablet tambah darah. Program ini akan dilaksanakan secara berkelanjutan hingga Desember 2025 di berbagai sekolah di seluruh Indonesia.
Hasan Nasbi menyampaikan bahwa program CKG Sekolah merupakan upaya pemerintah untuk proaktif menjemput bola dalam memastikan kesehatan anak-anak. “Hari ini pemerintah jemput bola datang ke sekolah-sekolah untuk memeriksa kesehatan anak-anak sekolah, mulai dari SD, SMP, SMA dan yang sederajat,” ujarnya. Ia menambahkan bahwa program ini adalah kelanjutan dari CKG yang diluncurkan pada 10 Februari 2025 yaitu untuk masyarakat di Puskesmas.
Deteksi dini melalui CKG diharapkan dapat menindaklanjuti temuan awal potensi penyakit pada siswa. Contohnya, ditemukan beberapa siswa dengan masalah gigi dan tekanan darah tinggi, yang memerlukan edukasi dan penanganan lebih lanjut dari Puskesmas dan Dinas Kesehatan. “Jadi temuan-temuan awal yang bisa kemudian ditindaklanjuti supaya tidak semakin buruk di kedepan hari”, ungkapnya lebih lanjut. Hasan Nasbi menekankan pentingnya anak-anak sejak dini dilakukan deteksi awal. Deteksi awal ini untuk mengetahui potensi penyakit yang bisa berbahaya agar bisa ditangani secepat mungkin sehingga tidak jadi berbahaya.
Selain Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan Hasan Nasbi dan Kepala BKPK Kemenkes Prof. Asnawi Abdullah, turut hadir Sekretaris Daerah Provinsi Banten Deden Aprhiandi, Walikota Tangerang Selatan Benyamin Davnie, Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan dr. Allin Hendalin Mahdaniar, Kepala Sekolah SMAN 6 Pamulang Yanto, dan Kepala Puskesmas Pamulang dr. Fitria Oriza dan perwakilan Dinas Kesehatan Provinsi Banten.
Prof. Asnawi menekankan bahwa program CKG ini bertujuan mengubah paradigma kesehatan, dari berobat saat sakit menjadi pemeriksaan rutin saat sehat. “Kesehatan gratis ini sebenarnya satu program untuk mengubah paradigma kita. Paradigma yang biasanya kita datang ke pelayanan kesehatan ketika sakit. Nah sekarang kita mau mengubah paradigma datang ke fasilitas kesehatan ketika kita sehat,” jelasnya.
Prof Asnawi selanjutnya menjelaskan bahwa program ini untuk mengetahui ada atau tidaknya faktor risiko. “Melalui program CKG di sekolah ini, apabila punya faktor risiko tentu bisa dikurangi dan dikendalikan. Selain itu juga ingin menemukan penyakit sedini mungkin, sehingga bisa melakukan pengobatan sehingga tidak menimbulkan penyakit yang lebih parah di masa yang akan datang,” tuturnya lebih lanjut.

Program CKG Sekolah mencakup 14 jenis pemeriksaan kesehatan untuk siswa SMA usia 16-17 tahun, termasuk status gizi, merokok, tingkat aktivitas fisik, tekanan darah, gula darah, tuberkulosis, talasemia, anemia remaja putri, telinga, mata, gigi, jiwa, hati (hepatitis B dan C), dan kesehatan reproduksi. Untuk persiapan, Puskesmas berkoordinasi dengan sekolah 7 hari sebelum pelaksanaan, sementara siswa atau orang tua mengisi kuesioner skrining mandiri H-7.
Target sasaran CKG Anak Sekolah adalah 53.844.419 peserta didik dari 282.317 satuan pendidikan di seluruh Indonesia, termasuk SD, MI, SMP, MTs, SMA, SMK, MA, SLB, dan pesantren. Program ini juga menyasar anak usia 7-17 tahun yang tidak bersekolah dan tenaga pendidik. Koordinasi lintas sektor antara Kementerian Kesehatan, Dinas Pendidikan, Kementerian Agama, dan Dinas Sosial menjadi kunci keberhasilan program ini. (Penulis Ali/Edit Pusjak UK/Timker HDI)