Jakarta—Dalam kesempatan pertemuan tingkat tinggi Menteri Kesehatan ASEAN yang digelar di Jakarta pada 24-25 Agustus di Jakarta, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin (25/8) menyebut kegiatan ini menjadi momentum bagi kawasan untuk merefleksikan tujuan pembentukan ASEAN yakni tentang memperjuangkan stabilitas regional dengan semangat solidaritas.
Selama 3,5 tahun terakhir, pandemi COVID-19 telah menyebabkan ketidakstabilan besar secara global di seluruh kehidupan manusia secara khusus sektor kesehatan dan perekonomian. ASEAN menjadi salah satu kawasan yang dapat pulih lebih cepat, baik dari sisi kesehatan maupun pembiayaan.
Indonesia mendorong negara Kawasan untuk mengalihkan fokus dari tanggap darurat ke penguatan keamanan kesehatan regional untuk menghadapi kesehatan masyarakat di masa depan, sehingga meningkatkan stabilitas dalam solidaritas.
“Kawasan perlu membangun momentum menuju pemulihan yang kuat dan berkelanjutan dengan berfokus pada penguatan kapasitas respons Prevention, Preparedness and Response (PPR) pandemi di ASEAN. Saya yakin ASEAN mampu mengintegrasikan seluruh aspeknya, sehingga menjadi satu kekuatan yang utuh dan berkelanjutan,” kata Menkes.
Kolaborasi lintas sektor dalam hal ini, sektor keuangan dan kesehatan diharapkan dapat menutup celah ini.
“Kawasan memiliki dana respon COVID-19 sekitar 17,7 juta dollar, dana itu sebelumnya difokuskan untuk COVID-19. Kedepan, kita ingin perluas tidak hanya COVID-19, namun juga masalah kesehatan lainnya. Kita juga ingin dana kesehatan yang ada dikoordinasikan dan diintegrasikan, supaya aksesnya lebih mudah dan cepat,” terang Menkes.
Menkes menyebut saat ini mekanisme penggunaan dana respons COVID-19 telah diupayakan untuk segera ditetapkan. Aspek ini telah dibahas dalam pertemuan tindak lanjut antara Sekretariat ASEAN dan Menkes ASEAN pada Kamis (24/8).
Menkes berharap melalui pertemuan ini, Kawasan ASEAN dapat meneguhkan komitmennya untuk bersama-sama pulih dari pandemi yang menyebabkan kemunduran sektor kesehatan serta mampu bangkit dengan memperkuat aspek pencegahan, kesiapsiagaan dan respons pandemi jangka panjang.
“Saya yakin bahwa dengan semangat solidaritas, kita akan mampu memperkuat ketahanan kesehatan regional, sehingga dapat mencapai tujuan stabilitas ASEAN,” tutup Menkes.
Pada saat yang sama, Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus (25/8) menyebut meski pandemi telah berakhir, seluruh negara harus memperkuat upaya pencegahan dan kapasitas respon terhadap tantangan kesehatan saat ini dan di masa yang akan datang.
Oleh karena itu, ia mengapresiasi kepemimpinan Indonesia baik dalam Presidensi G20 maupun ASEAN yang telah mendorong berbagai langkah nyata dan berkelanjutan bagi sektor kesehatan global. Diantaranya pembentukan pandemic fund, meningkatkan kapasitas pencegahan, kesiapsiagaan dan respon (PPR), serta perluasan produksi Vaksin, Therapeutic dan Diagnosis. (edit Timker KLI)