Bekasi– Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan (BKPK) Kementerian Kesehatan RI mengadakan Workshop Pendamping Teknis Provinsi Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022 pada tanggal 21-25 Juli 2022 secara luring di Bekasi. Pertemuan ini merupakan lanjutan pertemuan sebelumnya yang dilakukan secara daring dari tanggal 18 hingga 20 Juli 2022.
Dalam pertemuan luring hadir Anung Sugihantono sebagai Chief Expert BKPK hari Kamis (21/7/2022). Kehadiran Anung didampingi Kepala Pusat Kebijakan (Kapusjak) Upaya Kesehatan BKPK Pretty Multihartina dan Ketua Tim Teknis Agus Tri Winarno.
Anung menyampaikan Asosiasi Institusi Pendidikan Vokasi Gizi akan berfungsi sebagai validator. Anung juga berharap tim ini akan melihat sekaligus menyempurnakan hal yang bersifat teknis diluar tatanan managerial yang ada.
Anung berharap tim validator dan tim teknis harus menyampaikan kepada tim di lapangan secara proporsional dan dalam pelaksanaannya harus profesional. Data yang disampaikan di lapangan harus sesuai bukti yang sesungguhnya dengan prosedur yang benar.
Hal yang perlu ditekankan dan menjadi perhatian adalah tim data stunting di lapangan tidak hanya melihat sekedar naik turunnya angka stunting, tetapi harus mampu menjawab apa yang menyebabkan stunting naik, dan program apa yang bisa menjadikan angka stunting turun” jelas Anung lebih lanjut.
Tim Validator dan Penanggung Jawab Teknis di Kabupaten dan Kota yang pernah tergabung di SSGI sebelumnya untuk dikelompokkan dan saling mencermati serta menyesuaikan standar operasional prosedur (SOP) yang ada untuk dipelajari dan dipraktekan.
Berkaitan dengan mekanisme teknis pengukuran agar memperhatikan etika dan norma. “Yakinkan enumerator agar lebih hati-hati saat pengukuran, semisal adanya daerah yang tidak berkenan untuk memegang kepala bayi di bawah 5 bulan,” tutur Anung. Enumerator harus mampu mengaplikasikan posisi tangannya pada saat mengukur tinggi bayi. Validator dan Penanggung Jawab Teknis harus melihat dan mencermatinya saat praktek di lapangan.
Ketua Tim Teknis SSGI 2022 Agus Tri Winarno dalam laporannya menyampaikan adanya perbedaan metode dan penggunaan alat pengukuran tinggi badan, timbang badan dan lingkar lengan dibanding SSGI tahun 2020.
Kapusjak Upaya Kesehatan BKPK Pretty Multihartina mengingatkan kembali bahwa mulai tahun 2019 Indonesia menginginkan data stunting di ukur setiap tahun. Hal ini demi mencapai tujuan untuk merubah status Indonesia dari negara berkembang menjadi negara maju di 100 tahun Indonesia merdeka pada tahun 2045.
Syarat untuk menjadi negara maju ini indikatornya adalah Human Capital Index dimana negara dikatakan maju jika masyarakatnya mempunyai umur panjang, tetap sehat dan tetap produktif.
Tiga hal yang menjadi ukuran Human Capital Index adalah tingginya angka survive balita, seberapa tinggi masyarakat mengenyam pendidikan serta angka kesehatan yang indikatornya adalah stunting. Stunting ini merefleksikan tingkat kecerdasan dan kesehatan manusia. Saat anak dianggap stunting berpotensi mendapatkan suatu penyakit.
Pretty menekankan teknik wawancara memang penting, namun yang lebih diutamakan adalah mendapat angka stuntingnya, sehingga diharapkan enumerator harus benar saat melakukan pengukuran di lapangan.
Menutup sambutannya, Kapusjak Upaya Kesehatan mengungkapkan Poltekkes di daerah merupakan kepanjangan tangan dari pusat dan merupakan satu satunya unit di Kemenkes yang mempunyai tugas dan fungsi riset yang akan membantu BKPK. “Nantinya data yang di dapatkan bisa dianalisis bersama,” ungkap Pretty.
Workshop dihadiri 92 Peserta terdiri dari 38 Pendamping Teknis Provinsi, 16 Wakil Korwil serta 38 Tim Mandat dan Teknis serta Kelas Manajemen dengan peserta sebanyak 34 orang Staf Administrasi dan Logistik (SAL) dan Tim Manajemen Korwil. Sebelum mengikuti acara para peserta melakukan tes Swab dan Pretes. Sekretaris BKPK Nana Mulyana berkesempatan hadir dan melakukan peninjauan kegiatan workshop di Bekasi.
Beberapa pelatihan dilakukan dalam bentuk Micro Teaching dari Blok I hingga Blok XVII hingga penjelasan mengenai Updating Rumah Tangga Balita dan Praktik Penggunaan Aplikasi Updating. (Penulis Nowo Setiyo R/Editor Fachrudin Ali)