Blora– Edy Wuryanto, Anggota Komisi IX DPR RI mengatakan syarat untuk sehat salah satunya adalah dengan berolahraga. “Bapak Ibu jangan lupa untuk berolahraga setiap hari, jangan hanya kerja dan kerja. Juga perlu cek kesehatan secara rutin. Cek tekanan darah, cek gula darah, kolesterol dan asam urat di fasilitas kesehatan pemerintah. Itu tidak dipungut biaya alias gratis”, ungkapnya lebih lanjut.
Demikian seruan Edy Wuryanto saat hadir dalam acara Advokasi dan Sosialisasi Kebijakan Pembiayaan Kesehatan Promotif Preventif dan Jaminan Kesehatan Nasional dengan Deteksi Dini Penyakit Tidak Menular kepada masyarakat yang hadir memadati lapangan Karanggeneng, Kecamatan Kunduran, Kabupaten Blora pada Selasa (30/01).
Dikatakan Eddy saat ini 95,6% penduduk Indonesia sudah menjadi peserta BPJS. Baru-baru ini saat berkunjung ke Blora, Presiden Joko Widodo juga membagikan 23.000 Kartu Indonesia Sehat (KIS) pada masyarakat.
“Bapak Ibu tolong cek lagi kepesertaannya, yang belum terdaftar agar segera mendaftar ke BPJS. Agar ketika nanti sakit tidak perlu memikirkan ataupun mengeluarkan biaya. Orang yang tidak mampu dibiayain negara. Jangan sampai Bapak Ibu harus jual tanah, sapi atau harta yang dipunyai untuk membayar biaya perawatan di rumah sakit,” himbau Eddy.
Senada dengan seruan Eddy, Maria Hotnida yang mewakili Kepala Pusat Kebijakan Pembiayaan dan Desentralisasi Kesehatan, Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan Kementerian Kesehatan juga menyerukan agar masyarakat mengecek lagi kepesertaannya di BPJS. Bisa jadi warga tersebut sudah terdaftar tapi tidak menyadarinya.
“Bapak Ibu mungkin tidak sadar kalo sebenarnya sudah punya kartu keanggotaan BPJS, sudah didaftarkan. Warga yang tidak mampu, yang masuk kategori miskin diberikan gratis, tidak perlu bayar. Bapak Ibu tetap membayar ke BPJS tapi yang menyediakan anggarannya pemerintah,” jelas Maria.
Dijelaskan Maria, kesehatan adalah hak asasi kita yang harus didapatkan dan kartu KIS wajib dimiliki semua penduduk Indonesia.
“Hampir seluruh penduduk Blora sudah punya KIS tapi mungkin tidak menyadari. Jadi nanti Bapak Ibu agar mengecek di BPJS, tidak perlu membawa segala macam, cukup tunjukkan KTP atau NIK,” terang Maria.
Lebih lanjut disampaikan Maria bahwa sempat memperhatikan stan pemeriksaan kesehatan yang diadakan dan menyaksikan beberapa warga memiliki tensi dan gula yang tinggi.
“Bapak Ibu, tensi tinggi dan gula yang tinggi itu bukan prestasi, tetapi sakit. Tensinya tinggi dan gulanya tinggi harus rutin berobat supaya sakitnya tidak semakin parah. Gula dan tekanan darah tinggi itu salah satu cikal bakal penyebab bermacam penyakit berbahaya seperti jantung,” jelas Maria.
Agung, perwakilan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menyerukan agar masyarakat perlu berhati-hati pada tensi dan gula darah yang tinggi.
“Jika ada peribahasa berbunyi mulutmu harimaumu, yang artinya kita harus berhati-hati dengan mulut kita, menjaga kata-kata yang keluar dari mulut kita, maka bisa juga kita menggunakan istilah mulutmu penyakitmu, yang berarti kita juga harus berhati-hati atau menjaga makanan yang kita konsumsi. Terutama konsumsi gula, garam, dan lemak,” terang Agung.
Disampaikan Agung bahwa batas konsumsi gula dalam sehari maksimal adalah 50 gram atau setara 4 sendok makan, garam maksimal 5 gram atau setara 1 sendok teh, sementara lemak maksimal 67 gram atau setara 5 sendok makan.
“Ibu-ibu kalau menyajikan makanan pada anak-anak dan keluarga upayakan yang bergizi seimbang. Karbohidrat, protein, vitamin, dan serat. Berhati-hati dengan makanan yang mengandung pewarna cerah dan berformalin. Di Blora ini masih banyak beredar makanan yang mengandung pewarna seperti Rhodamin B. Penggunaan boraks juga harus dihentikan,” jelas Agung.
Agung menjelaskan makanan yang sehat adalah yang tidak mengandung cemaran mikroba dan kimia. Masyarakat Blora diharapkan untuk memperhatikan makanan yang dikonsumsi.
Acara ini diadakan untuk mengedukasi masyarakat dengan dimeriahkan kegiatan senam sehat, cek kesehatan gratis, stand makanan gratis, serta pembagian doorprize. (Penulis Kurniatun/Edit Timker HDI)