
Yogyakarta — Kementerian Kesehatan Republik Indonesia melalui Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan menyelenggarakan pertemuan ASEAN Consultative Meeting and Workshop on the Development of an ASEAN Priority Pathogen List di Yogyakarta pada 17-19 November 2025. Inisiatif ini merupakan bagian dari implementasi ASEAN One Health Joint Plan of Action (OH JPA).
Indonesia menjadi tuan rumah pertemuan dalam kapasitasnya sebagai Lead Country untuk ASEAN One Health Initiative dan sebagai tuan rumah ASEAN Centre for Public Health Emergencies and Emerging Diseases (ACPHEED) for Detection and Risk Assessment (DRA).
Pertemuan ini merupakan langkah penting dalam mendorong adanya sharing informasi dan data serta memfokuskan upaya kewaspadaan dini dan kesiapsiagaan terhadap penyakit infeksi baru maupun yang kembali muncul dan berpotensi menimbulkan pandemi.
Dalam sambutannya, Kepala Pusat Kebijakan Sistem Ketahanan Kesehatan (Pusjak SKK) Anas Ma’ruf menekankan bahwa kawasan Asia Tenggara masih menghadapi ancaman penyakit lintas batas seperti flu burung, rabies, dan Mpox. Penyakit-penyakit tersebut menunjukkan bagaimana ancaman infeksi dapat dengan cepat menyebar serta berdampak pada kesehatan masyarakat, perekonomian, ketahanan pangan, dan lingkungan.
“Tidak ada satu negara pun yang dapat menghadapi ancaman ini secara sendiri. Melalui pertemuan ini, ASEAN mengambil langkah awal untuk menyusun Daftar Patogen Prioritas yang inklusif, mencerminkan risiko yang dihadapi bersama oleh sektor kesehatan manusia, hewan, dan lingkungan. Dengan pendekatan One Health, kita dapat lebih memahami ancaman regional dan mengarahkan investasi masa depan dalam surveilans, penelitian, dan kesiapsiagaan,” ujar Anas pada Senin (17/11).

Pertemuan dihadiri delegasi dari seluruh 11 negara anggota ASEAN, serta perwakilan dari Asia-Pacific Quadripartite Secretariat, World Health Organization (WHO), US CDC, European Centre for Disease Prevention and Control (ECDC), Institut Pasteur du Cambodge, Institut Pasteur du Laos, UK-Health Security Partnership (UK-HSP) Programme, serta berbagai entitas ASEAN, seperti ASEAN One Health Network (AOHN), ACPHEED, dan ASEAN Biological Threats Surveillance Centre (ABVC).
Kehadiran para pemangku kepentingan tersebut memperkuat dialog kawasan dan menghasilkan Terms of Reference (TOR) untuk penyusunan Daftar Patogen Prioritas ASEAN yang kegiatannya akan dimulai penyelenggaraannya pada awal tahun 2026. Penyusunan daftar patogen prioritas ini akan dilakukan dengan pendekatan berbasis bukti, penilaian ahli, dan konsultasi untuk menghasilkan persetujuan negara anggota ASEAN.
Dengan dukungan berkelanjutan dari negara-negara anggota ASEAN dan mitra internasional, pertemuan ini akan mempercepat kesiapan operasional ACPHEED sebagai pusat unggulan keamanan kesehatan regional dan menandai tonggak penting menuju terbentuknya sistem kesehatan ASEAN yang lebih terintegrasi, adaptif, dan tangguh. (Penulis: Rika Ratna Puri, Editor: Pusat Kebijakan Strategi dan Tata Kelola Kesehatan Global)









