TOMATO VIRUS DI INDIA VS HAND, FOOT, AND MOUTH DISEASE (HFMD) : SEPERTI APA PENYAKIT TERSEBUT ?

4496

Penulis Kambang Sariadji

Kewaspadaan terhadap penyakit wabah sejak Pandemi covid 19, menjadikan tiap negara selalu waspada setiap timbul penyakit. Setiap ada wabah penyakit  langsung segera disampaikan ke WHO dalam waktu 24 jam sesuai International Health Regulations 2005.

Baru–baru ini di India Bagian Kerala melaporkan adanya kasus Tomato Virus. Sebagian besar menyebar di antara anak-anak dibawah 5 tahun. Ada sekiktar 100 kasus pada tanggal 26 Juli yang dilaporkan di wilayah tersebut, rata–rata anak-anak berusia 9 tahun.

Apakah ini merupakan jenis virus baru atau memang sudah ada sebelumnya. Apa hubungannya dengan Penyakit HFMD? Seperti apa penyakit tersebut? Apakah sudah ada di Indonesia?

Sekilas Tentang Tomato Flu

Kata Tomato Flu diambil dari visualitas tanda-tanda klinis dari seseorang yang terinfeksi penyakit ini, mulai demam ruam kulit seperti  radang yang terkadang membesar kemerahan dan  melepuh seperti tomat. Timbulnya lepuhan pada kulit mirip dengan penyakit cacar monyet.

Gejala utama dari flu tomat yang diamati pada anak–anak adalah mirip dengan gejala penyakit chikungunya meliputi demam tinggi, ruam dan nyeri hebat. Gejala lanjutannya dapat berupa mual, muntah, diare, kelelahan , nyeri tubuh, pembengkakan pada sendi.

Baca Juga  Air, Sanitasi, dan Higiene yang Layak di Puskesmas Hindarkan Berbagai Penyakit

Namun beberapa gejalanya juga mirip dengan Covid-19 seperti demam, kelelahan dan sakit badan pada awalnya yang terkadang disertai ruam juga. Bahkan lukanya yang melepuh menyerupai penyakit yang disebabkan oleh virus Monkeypox.

Setelah melalui pemeriksaan laboratorium untuk menyingkirkan penyakit Covid-19, Monkey Fox, Dengue, Virus Chikungunya, Virus Zika, Virus Varicella-Zoster, dan Virus Herpes ternyata semua kasus flu Tomato disebabkan oleh virus Coxsackie A16. Virus yang ternyata  menyebabkan penyakit HFMD.  Artinya penyakit flu tomato bukan disebabkan dari virus yang baru, namun merupakan penyakit HFMD.

Hal ini diperkuat dari 2 kasus di Inggris yang dianggap terinfeksi Tomato Flu paska berlibur dari Kerala, India. Hasil pemeriksaan Polimerase Chain Reaction (PCR) terhadap 2 kasus tersebut menunjukkan konfirmasi Coxsackie A16, jenis virus yang menyebabkan HFMD

Apa Hubungannya dengan Penyakit HFMD?    

Hand-foot-mouth disease (HFMD) atau juga dikenal flu singapura adalah penyakit yang umum pada bayi dan anak-anak di bawah 10 tahun, walau usia dewasa juga bisa berisiko terjangkit dari binatang peliharaan maupun tertular orang yang sedang sakit.

Baca Juga  Indonesia Bangkit Lawan Pandemi dengan Vaksin Covid-19 Merah Putih

Gejala umum HFMD adalah demam, sakit kepala, hilangnya nafsu makan, sakit tenggorokan, ruam berupa makulopapular/vesikel di telapak tangan, kaki, daerah yang tertutup pampers (pada bayi) yang sakit jika kena sentuhan. Jika diperiksa lebih saksama, terdapat luka seperti sariawan yang memerah di dalam area mulut, tenggorokan, lidah dan tonsil.

Virus Penyebab utama yang paling sering ditemukan adalah Coxsackie virus A16. Sementara kasus HFMD, penyebab yang menimbulkan KLB di Indonesia adalah jenis Enterovirus 71. Ternyata jenis Coxsackie Virus A16 merupakan  jenis virus yang sama yang menyebabkan penyakit Tomato Flu. Hal ini menunjukkan bahwa penyakit flu tomat yang dianggap penyakit baru, ternyata tidak lain dan tidak bukan adalah penyakit HFMD.

Penyakit HFMD ini juga ditemukan di Indonesia dan bukan hal yang baru. Artinya virus penyakit yang disebut Tomato Flu bukanlah jenis virus baru, akan tetapi jenis virus yang menyebabkan HFMD

Bagaimana Antisipasi Kebijakan yang Diambil

  1. Terhadap kabar penyakit Tomato Flu tidak perlu dikhawatirkan, karena jenis virus tersebut sejenis dengan penyakit HFMD. Penyakit ini tidak terlalu serius, namun sangat menular dan menyebar di kalangan anak–anak. Penyakit ini bersifat self limited disease yang artinya penyakit tersebut dapat sembuh sendiri dalam 7 – 10 hari ke depan. Namun tetap harus diwaspadai mengingat gejala yang ditimbulkannya pada anak menyebabkan ketidaknyamanan (panas, timbul sariawan, adanya luka lepuh) bahkan dehidrasi. Informasi ini perlu disampaikan melalui jejaring komunikasi di fasilitas kesehatan yang ada di tingkat kementerian kesehatan dan dinas kesehatan provinsi dan kabupaten.
  2. Diperlukan peran masyarakat terutama orang tua akan pemeliharaan kebersihan sanitasi dan hygiene yang baik di sekitar lingkungan anak anak untuk mencegah anak terinfeksi dari berbagi mainan, pakaian, makanan, atau barang-barang lainnya dengan anak lain yang terinfeksi.
  3. Menyiagakan kewaspadaan akan penyakit HFMD di fasilitas Kesehatan yang di tengah masyarakat.
  4. Menyiapkan dan menyiagakan Laboratorium pemeriksa untuk deteksi virus  HFMD melalui jejaring laboratorium Kesehatan di bawah kementerian Kesehatan.