Jakarta– Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan (BKPK) Kementerian Kesehatan menggelar Advokasi dan Sosialisasi Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) Kegiatan ini menggandeng Wakil Ketua Komisi IX Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) Charles Honoris. Kegiatan ini bertujuan untuk mengajak masyarakat mengadopsi gaya hidup sehat melalui GERMAS. Selain itu mengajak masyarakat untuk bijak dalam menggunakan antibiotik agar mencegah resistensi antimikroba.
Charles menekankan pentingnya menjaga kesehatan diri sendiri dan keluarga saat sambutannya pada Senin, (9/10) di Jakarta. Ia mengatakan bahwa untuk menuju Indonesia menjadi negara yang kuat, harus dimulai dari keluarga yang sehat. “Kita semua ingin melihat ke depan, Indonesia menjadi negara yang kuat, ekonomi kuat, rakyat sejahtera, bisa bersaing dengan negara-negara lain di dunia. Oleh karena itu dari sekarang kita harus mempersiapkan keluarga dan anak-anak kita untuk terbiasa hidup bersih dan sehat,” ajaknya.
Selanjutnya, Charles menjelaskan bahwa penyebab kematian tertinggi di Indonesia disebabkan oleh penyakit jantung, stroke, kanker, dan gagal ginjal. Keempat penyakit tersebut, menurut Charles dapat dicegah dengan menerapkan pola hidup bersih dan sehat. Ia mengatakan Kementerian Kesehatan telah merumuskan langkah sederhana melalui CERDIK.
C yaitu cek kesehatan rutin. Charles mengatakan bahwa saat ini pemerintah sudah punya program setiap hari ulang tahun bisa datang ke Puskesmas untuk cek kesehatan secara gratis. Program ini akan dimulai pada tahun 2025. “Kenapa penting untuk cek kesehatan secara rutin, karena kalau kita bisa mengetahui secara dini kita mengidap penyakit tertentu atau berpotensi mengidap penyakit tertentu maka tentunya penyembuhannya akan lebih mudah ketimbang ketahuan pengobatan di tahap akhir,” terangnya.
E ialah enyahkan asap rokok. Charles menyampaikan bahwa asap rokok sudah dibuktikan bisa menyebabkan berbagai penyakit, termasuk penyakit kanker, penyakit kardiovaskular, jantung, dan sebagainya.
Selanjutnya R adalah rajin beraktivitas fisik minimal 30 menit sehari. Ia mengajak masyarakat untuk lebih sering berjalan kaki untuk aktivitas fisik. Selanjutnya D yaitu diet seimbang, artinya konsumsi mulai diatur dengan mengurangi konsumsi gula garam lemak.
Charles juga mengatakan pentingnya huruf I, yaitu istirahat yang cukup, dengan mengusahakan istirahat sehari minimal 7-8 jam. Serta yang terakhir K adalah kelola stres. Ia mengajak masyarakat untuk bisa belajar mengelola stress. “Ada yang mengelola stress dengan ngobrol dengan keluarganya, ada yang jalan-jalan. Namun yang paling penting, kalau tidak menemukan cara untuk mengelola stress jangan takut untuk mencari bantuan,” katanya. Saat ini di beberapa Puskesmas sudah ada psikolog klinis dan Pemprov DKI punya layanan hotline yang bisa dihubungi, untuk melakukan konseling melalui telepon.
Pada kesempatan yang sama, Ketua Tim Kerja Manajemen Implementasi Kebijakan, Sekretariat BKPK Nelly Puspandari menyoroti bahaya penggunaan antibiotik yang tidak sesuai aturan. Bila minum antibiotik tidak sesuai aturan akan mengakibatkan kumannya semakin kuat, akhirnya sembuhnya lama. Jadi sebaikanya tidak boleh, karena begitu kuman itu kuat, sembuhnya lama, kita harus mencari obat yang paten. Itu menjadi resisten terhadap antibiotik,” jelasnya.
Ia mengingatkan bahwa resistensi antibiotik kini menjadi salah satu penyebab kematian tertinggi di Indonesia. Hasil Survei Kesehatan Indonesia 2023 menunjukkan dari 22,1% masyarakat yang menggunakan antimikroba oral dalam 1 tahun terakhir, 41,0% di antaranya memperoleh antimikroba tanpa resep.
Nelly menjelaskan bahwa antibiotik hanya digunakan untuk infeksi bakteri, bukan untuk infeksi virus. Selain itu, Ia mengingatkan jangan pernah membeli antibiotik tanpa resep dokter atau menggunakan resep yang lama. Serta tidak memberikan antibiotik sisa kepada orang lain.
Lebih lanjut, Nelly mengajak masyarakat agar bijak dalam menggunakan antibiotik dengan berbagai cara. Pertama, tidak membeli antibiotik sendiri tanpa resep dokter. Kedua, tidak menggunakan antibiotik selain infeksi bakteri. Ketiga, tidak menyimpan antibiotik untuk persediaan di rumah. Keempat, tidak memberi antibiotik sisa kepada orang lain. Serta terakhir untuk menanyakan pada apoteker infomasi obat antibiotik
Acara ini turut didukung oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jakarta, Suku Dinas Kesehatan Jakarta Barat, Puskesmas Kelurahan Cengkareng Timur, dan RW 08 Cengkareng Timur. GERMAS diharapkan menjadi langkah konkret dalam menanamkan kebiasaan sehat di masyarakat, mendukung upaya pemerintah dalam menekan angka penyakit menular dan tidak menular, serta mewujudkan Indonesia yang lebih sehat dan produktif. (Penulis Faza Nur Wulandari)