Bahaya Hipertensi Mengintai Anak Muda Indonesia

605

Hipertensi, atau tekanan darah tinggi, sering dianggap masalah kesehatan orang tua. Namun, data menunjukkan bahwa anak muda di Indonesia juga rentan terhadap kondisi ini. Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 mencatat prevalensi hipertensi berdasarkan hasil pengukuran tensimeter sebesar 10,7% pada kelompok usia 18–24 tahun dan 17,4% pada kelompok 25–34 tahun. Fakta ini mengejutkan, mengingat hipertensi dapat menjadi silent killer tanpa gejala awal yang jelas.

Anak muda menurut Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2009 tentang Kepemudaan didefinisikan sebagai individu berusia 16 hingga 30 tahun. Kementerian Kesehatan mengelompokkan anak muda mencakup kelompok usia remaja hingga dewasa muda, dalam rentang usia 15–24 tahun. Kelompok ini sering dijadikan target dalam survei seperti Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 untuk masalah kesehatan tertentu seperti hipertensi.

Fakta Penting tentang Hipertensi di Kalangan Anak Muda di Indonesia
Data SKI 2023 secara jelas menggambarkan kejadian hipertensi di kalangan anak muda. Berdasarkan diagnosis dokter kelompok umur 18-24 prevalensi hipertensi sebesar 0,4% dan kelompok umur 25-34 sebesar 1,8%.

Baca Juga  Teknologi Telemedicine Mendekatkan Yang Jauh

Ada hal menarik bahwa ada gap atau kesenjangan data yang cukup besar antara data indikasi kejadian hipertensi berdasarkan wawancara atau penuturan responden dengan data hasil pengukuran menggunakan alat tensimeter.

Data yang terlihat berdasarkan gap tersebut cukup besar. Ini memunculkan dugaan bahwa banyak responden anak muda tidak tahu gejala dan indikasi dari hipertensi, Padahal jika dilakukan pengukuran yang bersangkutan sudah mengalami hipertensi.

Kenapa Anak Muda Rentan?
Gaya hidup modern adalah salah satu penyebab utama meningkatnya risiko hipertensi di kalangan anak muda. Pola makan tinggi garam, lemak, dan rendah serat, aktivitas fisik yang minim akibat kebiasaan sedentary, stres akibat tekanan kerja atau studi, serta kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol merupakan faktor risiko utama. Sayangnya, banyak anak muda yang tidak menyadari bahwa gaya hidup mereka membawa dampak serius pada kesehatan.

Baca Juga  Teknologi Bedah Robotik di Indonesia

Ketidaktahuan akan gejala hipertensi memperbesar potensi bahaya jangka panjang. Tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol dapat menyebabkan komplikasi serius, seperti stroke, serangan jantung, gagal ginjal, hingga kebutaan. Meskipun dampak ini mungkin belum terasa sekarang, kerusakan organ yang terjadi secara perlahan bisa menjadi ancaman besar di masa depan.

Pemerintah, melalui program Quick Wins dari Kementerian Kesehatan, berupaya menangani masalah ini dengan menggalakkan pemeriksaan kesehatan gratis (PKG). Program ini mencakup skrining kesehatan di Puskesmas, kampanye edukasi melalui media sosial, dan pelibatan komunitas lokal untuk menjangkau kelompok rentan. Deteksi dini adalah langkah penting untuk mencegah komplikasi hipertensi dan mengurangi risiko kematian akibat penanganan yang terlambat.

Kesadaran akan pentingnya pola hidup sehat perlu ditingkatkan di kalangan anak muda. Menerapkan pola makan sehat, rutin berolahraga, mengelola stres, serta menjauhi rokok dan alkohol adalah langkah sederhana namun efektif untuk mencegah hipertensi. Dengan gaya hidup yang lebih sehat dan dukungan dari program pemerintah, generasi muda Indonesia memiliki peluang besar untuk terhindar dari ancaman hipertensi.

Baca Juga  Air, Sanitasi, dan Higiene yang Layak di Puskesmas Hindarkan Berbagai Penyakit

Menjaga kesehatan anak muda dari hipertensi adalah langkah strategis untuk mendukung tercapainya Generasi Emas 2045. Anak muda merupakan aset bangsa yang akan menjadi motor penggerak pembangunan di masa depan. Hipertensi yang tidak terkendali dapat mengurangi produktivitas, menurunkan kualitas hidup, dan meningkatkan risiko komplikasi serius yang membebani individu maupun sistem kesehatan.

Dengan menerapkan gaya hidup sehat dan melakukan deteksi dini melalui program pemerintah, risiko hipertensi dapat ditekan. Hal ini tidak hanya memperpanjang usia harapan hidup, tetapi juga memastikan generasi muda memiliki fisik dan mental yang prima untuk berkontribusi dalam pembangunan bangsa. Kesehatan yang terjaga memungkinkan mereka menghadapi tantangan global dengan optimal, sehingga Indonesia dapat mencapai visi menjadi negara maju pada 2045.

(Penulis Fachrudin Ali Ahmad)

Sumber foto : Canva