Capai UHC, Kabupaten Klaten Jamin Layanan Kesehatan Seluruh Penduduk

341

Kabupaten Klaten – Cakupan Kesehatan Semesta atau Universal Health Coverage (UHC) di Kabupaten Klaten mencapai 98,67%. “Sekitar 13 ribu penduduk Klaten belum memiliki kartu JKN,” ujar Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Klaten Tri Nyantosani Widya Wardani. Hal ini disampaikannya pada Pertemuan Advokasi dan Sosialisasi Kebijakan Pembiayaan Kesehatan Promotif Preventif dan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di Desa Wanglu, Trucuk, Klaten (27/1).

Lebih lanjut Tri Nyantosani menuturkan masyarakat yang belum mempunyai kartu JKN dapat memperoleh pelayanan kesehatan. Menurutnya jika warga membutuhkan rawat inap di rumah sakit tetap diberikan pelayanan dengan melengkapi dokumen yang diperlukan, antara lain surat pengantar dari desa yang menyatakan belum memiliki kartu JKN. Ia berharap seluruh masyarakat memiliki jaminan kesehatan.

Baca Juga  BKPK Adakan Workshop Pendamping Teknis Kab/Kota SSGI 2022

Pada kesempatan ini Analis Kebijakan Ahli Madya dari Pusat Kebijakan Pembiayaan dan Desentralisasi Kesehatan Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan Natalia Turnip menerangkan tujuan mencapai UHC adalah untuk memberikan perlindungan kesehatan semua penduduk tanpa terkecuali. Natalia menyebutkan besarnya biaya bagi penderita penyakit gagal ginjal yang memerlukan cuci darah. “Biaya 850 ribu sampai 1,5 juta rupiah untuk sekali cuci darah. Dengan menjadi peserta JKN masyarakat mendapat kepastian pelayanan kesehatan,” jelasnya.

Pertemuan advokasi dan sosialisasi pada masyarakat ini dihadiri oleh Rahmad Handoyo Anggota Komisi IX DPR RI. Rahmad mengingatkan warga untuk melakukan skrining kesehatan secara rutin. “Setiap enam bulan sekali kita wajib datang ke fasilitas kesehatan, baik Posyandu, Puskesmas, maupun rumah sakit untuk cek kadar gula darah, kolesterol, tekanan darah, asam urat, dan deteksi dini penyakit kanker,” kata Rahmad.

Baca Juga  Mengubah Sistem Kesehatan Melalui Pilar Pembiayaan Kesehatan

Rahmad juga menekankan pentingnya menjaga kesehatan. Ia menjelaskan menghindari penyakit dengan promotif preventif lebih baik dari pada mengobatinya. Anggota Komisi IX DPR RI ini juga menyarankan warga untuk mengosumsi makanan dengan proporsi yang tepat. “Mulai sekarang isi piring dibagi tiga, sepertiga diisi nasi, sepertiga diisi lauk pauk, dan sepertiga sisanya diisi sayur,” terangnya.

Tak kurang dari 600 warga Klaten menghadiri pertemuan ini. Selain mendapatkan informasi mengenai program JKN dan upaya kesehatan promotif preventif, masyarakat juga melakukan skrining kesehatan. Masyarakat melakukan pengukuran berat badan, tinggi badan, lingkar perut dan pemeriksaan darah untuk mendapatkan informasi kadar gula darah, asam urat, dan kolesterol. (Penulis Dian Widiati)