Hasil SKI 2023 Sebagai Bahan Perumusan Kebijakan Kesehatan

367

Jakarta– Pada tahun 2023 Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melaksanakan Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 yang merupakaan integrasi dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) dan Survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGI). SKI 2023 dimaksudkan untuk mengevaluasi pembangunan kesehatan melalui pengumpulan data kesehatan berbasis komunitas.

Demikian disampaikan Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) Dante Saksono Harbuwono dalam sambutannya pada acara Diseminasi Hasil Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023 yang dilakukan di Jakarta pada Rabu (12/6). Acara ini yang mengundang sejumlah Kementerian/Lembaga lintas sektor, pemerintah daerah, akademisi, peneliti, organisasi profesi serta mitra pembangunan kesehatan ini dilakukan secara luring dan daring.

Dijelaskan Wamenkes Dante bahwa penyatuan dalam bentuk satu survei ini dilakukan untuk menilai capaian hasil pembangunan kesehatan selama 5 tahun terakhir serta mengukur tren status gizi balita dari tahun 2019 hingga 2024. SKI 2023 dilakukan di 514 kabupaten/kota dan 38 provinsi di seluruh Indonesia.

Baca Juga  25 Pejabat Fungsional dan PNS BKPK dilantik

“Data kesehatan ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam merumuskan kebijakan pembangunan kesehatan di Indonesia, saya berharap Kemenkes dapat merajut hasil SKI ini dalam 6 pilar Transformasi Kesehatan,” ujar Wamenkes Dante.

Dijelaskan lebih lanjut oleh Wamenkes Dante bahwa pada masa pandemi Covid-19 lalu Kemenkes begitu berhati-hati dalam membuat kebijakan karena adanya keterbatasan data yang dimiliki. Ketersediaan data dan informasi terkait capaian hasil pembangunan kesehatan dikatakan Prof. Dante sangat penting bagi Kemenkes, Pemerintah Provinsi, Kabupaten/Kota di seluruh Indonesia untuk melaksanakan program dan mencapai target yang diinginkan.

“Data ini akan digunakan sebagai bahan penyusunan kebijakan program kegiatan pembangunan yang lebih terarah dan tepat sasaran berbasis bukti, termasuk pengembangan rencana pembangunan nasional dan daerah,” tambah Wamenkes.
Sementara itu, Wamenkes juga mengingatkan bahwa perbedaan dalam menyikapi hasil suatu survei merupakan sesuatu yang wajar. Hal tersebut tidak terjadi di Indonesia saja, tetapi juga di seluruh dunia.

Baca Juga  Menlu Australia Lakukan Kunjungan ke Puskesmas Setiabudi

Wamenkes Dante menyampaikan bahwa Perbedaan dalam menyikapi hasil suatu survei merupakan sesuatu yang wajar. Langkah tepat dalam menyikapi hasil survei ini adalah memperbaiki kinerja program kesehatan, baik di tingkat pusat maupun daerah. Orientasinya bukan hanya publikasi tetapi yang terpenting adalah memperbaiki program kesehatan.

Terkait pemanfaatan data SKI 2023, Wamenkes Dante menjelaskan bahwa Kemenkes membuka kesempatan seluas-luasnya kepada masyarakat baik akademisi maupun peneliti untuk dapat mengakses data SKI dengan mudah. Prof. Dante berjanji bahwa proses birokrasi yang mungkin dulu ada dalam permintaan data hasil Riskesdas akan dihilangkan. Masyarakat dapat meminta data ke BKPK Kemenkes sehingga diharapkan nanti masyarakat juga memberikan evaluasi dan masukan pada program.

Baca Juga  GISAID Academy sebagai Sarana Membangun Kolaborasi Upaya Kesehatan Masyarakat

Terakhir Wamenkes Dante meminta agar BKPK mengunggah data SKI ke Badan Internasional sehingga profil kesehatan Indonesia menjadi teridentifikasi. Wamenkes menyampaikan bahwa dirinya sering menghadiri pertemuan internasional namun data kesehatan Indonesia tidak ada. Dengan diunggahnya data SKI ke Badan Internasional diharapkan profil kesehatan Indonesia bisa teridentifikasi sehingga kedepannya juga dapat memetakan dan membuat program strategis dalam kancah internasional. (Penulis Kurniatun K/Edit Timker HDI)