
Bali– Pemerintah dari sisi kewenangan dan tanggung jawab memiliki banyak kemampuan untuk mengumpulkan data dari masyarakat. Data yang begitu banyak, tentunya pemerintah bertanggungjawab untuk merumuskan kebijakan.
Selain kebijakan, perlu juga menyusun langkah-langkah membangun Indonesia untuk mewujudkan cita-citanya dan merespons apabila terjadi suatu masalah. Demikian disampaikan Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati saat pemberian penghargaan Grand Final Finance and Health Hackathon 2022 di Bali, Minggu (13/11).
Menurut Menkeu, kegiatan Hackathon ini merupakan suatu penghargaan yang sebagian kecil saja dari effort kita semuanya terutama di lingkungan pemerintah untuk terus menciptakan sebuah kultur yang peka terhadap data dan pelayanan.
“Hackathon sebenarnya proses kita memulai ada menumbuhkan kultur excitement terhadap data. Untuk bisa menimbulkan excitement awareness terhadap data itu merupakan suatu proses. Kemudian ketika kita sudah mempunyai kultur excited terhadap data aware atau sadar pentingnya data, maka akan bisa mengidentifikasi skill-skill apa yang bisa di tumbuhkan,” ungkapnya.
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan masalah kesehatan sangat berpotensi menjadi masalah keuangan. Dalam berbagai kesempatan Menkes mengatakan secara prinsip bahwa sistem teknologi dan informasi kesehatan harus ditransformasikan dengan fokus untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan.

“Dan kalau tidak di disrupsi, kalau tidak di demokratisasi, teman-teman muda ini berani mendobrak, itu akan sangat besar bebannya bagi Menteri Keuangan berikutnya,” ujarnya. Menurut Menkes, hal itu sebabnya Kementerian Kesehatan memasukkan pilar transformasi teknologi kesehatan sebagai salah satu pilar transformasi kesehatan.
Hal tersebut seiring dengan Hackathon yang berkolaborasi dengan enam unit. Yaitu Kementerian Keuangan, Kementerian Kesehatan, Kementerian Komunikasi dan Informatika, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, Lembaga Penjamin Simpanan, Kesekretariatan Satu Data, dan PT Telkom Indonesia.
Terdapat dua kategori penghargaan, yaitu Enhanching the Health Apps dan Health and Finance Data Analytics.
Berikut para pemenang kategori Enhanching the Health Apps:
Juara Pertama, Tim Cexup dengan mengembangkan platform Klinik dan Rumah Sakit agar dapat meningkatkan pelayanan melalui aplikasi telemedicine, monitoring, dan terhubung dengan internet medical team.
Juara Kedua, Tim Prenatal Institut dengan membuat aplikasi antenatal care yang mempermudah lima ribu ibu hamil di Indonesia untuk penanganan dan pencegahan komplikasi kehamilan sehingga dapat mengefisienkan BPJS serta menghasilkan generasi yang lebih kuat dan sehat.
Juara Ketiga, Adie Maulana mengembangkan konsep GO BPJS yaitu Peduli Lindungi dan Mobile JKN menjadi ekosistem health care digital yang lebih baik.

Sementara pemenang kategori Health and Finance Data Analytics:
Juara Pertama, Tim Direkrut dengan menyusun Prediksi Jumlah Penderita Tuberculosis dengan Permodelan Citra Satelit tingkat wilayah untuk mendukung alokasi APDB
Juara Kedua, NOOB Master dengan menyusun Analisis Prediksi Indikator Utama Pembangunan di Indonesia yang diharapkan alokasi belanja akan dilakukan secara proposional dengan mempertimbangkan seluruh indikator sehingga efisien anggaran dapat dicapai
Juara Ketiga, Tim DataIn dengan menyusun terobosan Kerentanan Dampak Perubahan Iklim dan Alokasi Anggaran APBD yang lebih komprehensif.
(Penulis Faza Nur Wulandari/Editor Fachrudin Ali)