SSGI 2022, Tak Sekedar Menimbang Balita

5515

Bekasi – Stunting merupakan salah satu indikator untuk menghitung Human Capital Index. Stunting mengurangi tingkat produktivitas anak di masa dewasanya. Untuk itu, pentingya penanganan stunting mulai digaungkan sejak tahun 2017. Demikian dikatakan Kepala Pusat Kebijakan Upaya Kesehatan Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan (BKPK) Kementerian Kesehatan RI Pretty Multihartina saat membuka pertemuan Penyusunan Laporan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) Tahun 2022 pada 14 Desember 2022 di Bekasi. Pertemuan yang berlangsung hingga 17 Desember ini akan menghasilkan laporan final hasil SSGI tahun 2022.

Lebih lanjut Pretty menerangkan bahwa salah satu tugas Kementerian Kesehatan adalah melaporkan angka stunting. SSGI digunakan untuk melaporkan angka stunting karena terukur, validitasnya terjamin dan diakui sampai ditingkat internasional. “Perpres nomor 72 tahun 2021 menugaskan kepada Kementerian Kesehatan untuk dapat mempublikasikan angka stunting setiap tahun,” ujarnya.

Baca Juga  Penguatan Kompetensi Koder Melalui Pelatihan Terstandar

Pretty mengungkap bahwa target angka stunting pada tahun 2024 sebesar 14%. Target ini dicanangkan Presiden Joko Widodo pada tahun 2019. Untuk mencapai target ini diperlukan penurunan sebesar 2,7% per tahun.

Menurut Pretty untuk mencapai target penurunan stunting telah dilakukan berbagai aksi, antara lain pemberian tablet tambah darah bagi remaja. Aksi ini dilakukan untuk menyiapkan remaja putri untuk menjadi ibu yang sehat. Aksi lainnya lanjut Pretty adalah kegiatan pemeriksaan kehamilan minimal enam kali.

Pada kesempatan ini, Pretty juga menyampaikan bahwa SSGI tahun 2022 tidak semata-mata mengukur dan menimbang balita. SSGI tahun 2022 juga akan mengumpulkan data status balita yang meliputi prevalensi stunting, wasting, underweight, dan overweight. Selain itu juga akan menghasilkan data mengenai indikator status gizi balita yang meliputi indikator intervensi gizi spesifik dan indikator gizi sensitif. “Data-data lain yang dikumpulkan termasuk data rumah tangga, data individu balita, data kondisi balita, sampai pada data Wanita Usia Subur dan remaja putri,” tuturnya.

Baca Juga  Pengembangan Platform Untuk Majukan Kerja Sama Kesehatan ASEAN

Di akhir sambutannya, Pretty menyampaikan rasa syukur bahwa pelaksanaan SSGI 2022 sudah mencapai hampir seratus persen. Ia berharap dapat segera melaporkan dan mempublikasikan hasil SSGI tahun 2022 pada akhir tahun ini. Pretty juga menekankan bahwa angka stunting tidak akan turun jika aksi tidak dilakukan. “Kita lihat lagi apakah intervensinya dilakukan,” pungkasnya. (Penulis Dian Widiati/Editor Fachrudin Ali)