Analisis Data Klaim JKN untuk Kebijakan Tepat

650

Bandung – Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan (BKPK) Kementerian Kesehatan bekerjasama dengan World Bank (Bank Dunia) menyelenggarakan kursus Analisis Data Klaim Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Pelatihan diadakan selama 3 hari pada 21-23 Mei 2024 di Kota Bandung, Jawa Barat. Hadir secara daring Kepala BKPK Syarifah Liza Munira memberikan sambutan.

Liza menyatakan kegembiraannya karena kursus ini bisa diadakan di Indonesia. Terlebih pelatihannya belum banyak dilakukan di negara Kawasan Asia Timur dan Pasifik. Sebelumnya, baru Vietnam dan Thailand yang pernah melakukannya.

“Saya kira sangat beruntung mengadakan pelatihan di Indonesia, yang selama ini diselenggarakan luar negeri. Kita bisa belajar dari para ahli yang berpengalaman dalam analisis data kesehatan” ujar Liza.

Baca Juga  Tahun 2023, Sero Survei Antibodi SARS-CoV-2 Berbasis Komunitas di Indonesia akan Dilaksanakan Kembali

Liza juga mengharapkan peran aktif peserta dalam mengikuti kursus ini sehingga ilmu yang didapat dapat diaplikasikan secara lebih luas untuk membantu pengambil keputusan dalam membuat kebijakan yang lebih baik. Selanjutnya hal ini berdampak pada peningkatan kualitas pelayanan kesehatan.

“Dengan analisis data klaim, kita bisa mengevaluasi tarif INA-CBG’s, perhitungan kebutuhan SDM Kesehatan, pengembangan INA Groupers maupun untuk penyusunan Diseases Account”, imbuhnya.

Kumpulan data berisi informasi yang diperoleh dari penyelesaian klaim asuransi kesehatan berpotensi menjadi sumber informasi real-time yang kuat mengenai status kesehatan masyarakat. Namun sering kali tidak dieksplorasi semaksimal mungkin untuk memberikan informasi dalam pembuatan kebijakan.

Untuk membangun kapasitas kelembagaan dalam penggunaan data klaim dalam pengambilan keputusan, World Bank, BKPK Kemenkes dan Aceso Global telah merancang pelatihan ini yang disesuaikan dengan kebutuhan Indonesia. Data yang digunakan adalah sampel data klaim 1% yang diterbitkan oleh Badan Penyelenggara Jaminan (BPJS) Kesehatan pada tahun 2022.

Baca Juga  Kemenkes Targetkan 1800 tenaga Koder Terlatih hingga Tahun 2025

Peserta pelatihan terdiri dari 50 orang meliputi analis kebijakan, administor kesehatan, statistisi, serta analis data layanan kesehatan dari Kementerian Kesehatan dan juga peserta dari BPJS Kesehatan. Peserta dihadapkan pada berbagai topik yang dapat dianalisis menggunakan data klaim asuransi kesehatan seperti analisis lama rawat, Casemix Index, Proyeksi Kebututuhan Tenaga Kesehehatan, Ambulatory Care Sensitive Conditions, Readmisi, estimate direct health costs of smoking, Assessing Drivers and Costs of “Excess” Cesarean Sections, dan lain lain.

Pelatihan ini juga dihadiri Kepala BPJS Kesehatan Ali Gufron Mukti, Staf khusus Menteri Bidang Pelayanan Kesehatan Masyarakat Prastuti Soewondo, Pelatihan ini melibatkan para pakar dalam dan luar negeri dari World Bank, Aceso Global, Reconstra, dan BPJS Kesehatan. Para narasumber yang hadir yaitu Aakash Mohpal, Ajay Tandon , Ari Dwi Aryani, Eko Setyo Pambudi, Faraz Salahuddin, Iwan Ariawan, Jack Langenbrunner, Marion Jane Cros, Maureen Lewis, Navneet Manchanda, Sarah Bales, Sheena Chhabra, Siti Farida Hanoum, Somil Nagpal, Uranchimeg Tsevelvaanchig, dan Zelalem Yilma Debebe. (Penulis Ahdiyat/Edit Timker HDI/Pusjak PDK)

Baca Juga  Pelantikan Jabatan Fungsional, Momentum Perubahan Kinerja Yang Lebih Baik