Bandung – Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mendampingi kunjungan lapangan dari Global Alliance for Vaccine and Immunization (GAVI) Board Chair Jose Manuel Barroso dan 19 GAVI Board Member di Puskesmas Pasikaliki dan PT. Biofarma pada Senin (2/12).
Tujuan kunjungan ini adalah untuk melihat integrasi layanan imunisasi (INEY Tahap 2) di Puskesmas untuk mencapai Zero Dose Children serta implementasi digitalisasi pencatatan dan logistik imunisasi (ASIK & SMILE).
Dalam kunjungan di Puskesmas Pasirkaliki, Budi dan Board Member GAVI meninjau gudang vaksin untuk melihat bagaimana sistem penyimpanan dan logistik vaksin serta pelaksanaan vaksinasinya.
Kepala Puskesmas Pasirkaliki dr. Teti H. Agustin mengatakan bahwa pada prinsipnya puskesmas telah mendapatkan bantuan sistem yang mengintegrasikan antara pemeriksaan suhu dan logistik vaksin. Sistem ini merupakan hasil kolaborasi antara Kemenkes dengan partners yaitu GAVI, Unicef, WHO dan UNDP. Mengunakan teknologi Internet of Things (IoT) yang memungkinkan pemantauan jarak jauh baik suhu maupun stok vaksin. “Sistem dengan IoT ini dintegrasikan melalui Sistem Monitoring Inventaris Logistik secara Elektronik (SMILE). Dari level puskesmas, dinas kesehatan sampai ke Kemenkes bisa melihat tren suhu vaksin di kulkas serta stoknya” jelas Teti.
Sedangkan untuk digitalisasi pencatatan vaksinasi, puskesmas sudah menggunakan Aplikasi Sehat Indonesiaku (ASIK). ASIK merupakan aplikasi mobile terpusat dan terintegrasi yang digunakan untuk input data, pemantauan data perkembangan pasien untuk seluruh petugas kesehatan tingkat primer dan kader.
Kunjungan Menkes Budi dan Board Member GAVI berlanjut ke PT. Biofarma untuk melihat proses produksi, pengemasan, penyimpanan, sampai distribusi vaksin. Rombongan juga meninjau ruang Command Center untuk melihat demonstrasi sistem manajemen distribusi vaksin di PT. Biofarma.
Di sela kunjungannya, Menkes Budi mengapresiasi PT. Biofarma yang telah lama menjadi mitra Kemenkes dalam mencapai tujuan program imunisasi nasional. PT. Biofarma merupakan perusahaan lifescience kelas dunia yang berdaya saing global yang telah memproduksi 17 jenis vaksin dengan kapasitas produksi 3,1 miliar dosis per tahun untuk memenuhi kebutuhan nasional maupun global.
Dalam sesi diskusi, Direktur Utama PT. Biofarma Shadiq Akasya mengungkapkan ada tiga strategi yang dapat dilakukan dalam menentukan masa depan aksesibilitas vaksin. Pertama, memperkuat ketahanan rantai pasokan dan ketersediaan vaksin. Kedua, berinovasi untuk memenuhi kebutuhan ancaman kesehatan baik yang baru ataupun yang terus berkembang. Ketiga, berkolaborasi dalam pengembangan kapasitas untuk mendukung sistem kesehatan di wilayah sulit.
“Melalui pertemuan ini, mari tegaskan kembali tujuan bersama kita yaitu untuk memperkuat sistem ketahanan global dan menciptakan dunia dengan keadilan akses terhadap vaksin bagi semua” ujarnya.
Di akhir diskusi, perwakilan dari GAVI Derrick Sim mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah menyambut baik kunjungan lapangan ini. Ia terkesan dengan dedikasi Kemenkes dan PT. Biofarma. “Banyak sekali upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat Indonesia terutama melalui produksi begitu banyak vaksin penting” pungkasnya.
Kemenkes, PT. Biofarma dan GAVI berkomitmen bersama-sama mewujudkan kemudahaan akses vaksin agar di seluruh pelosok Indonesia mendapatkan manfaat vaksin.
(Penulis Nisa Fitriyani/Edit Timker HDI)