Pelatihan GISAID Academy untuk SDM Laboratorium Kesehatan Masyarakat Unggul

113

Denpasar – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) bekerjasama dengan Global Initiative on Sharing Avian Influenza Data (GISAID) menyelenggarakan Pelatihan GISAID Academy dengan topik Accelerated NGS Bioinformatics I di Denpasar, Bali (18-21/4).Tujuan pelatihan ini untuk meningkatkan kapasitas praktisi Laboratorium Kesehatan Masyarakat (Lab Kesmas) Tier 4 dan Tier 5 Kemenkes serta jejaringnya dalam bidang Bioinformatika dan Next Generation Sequencing.

GISAID merupakan inisiatif global yang berfokus pada pertukaran data virus secara cepat, terbuka, dan terkoordinasi. Didirikan sebagai respon terhadap pandemi influenza H5N1 pada 2006, GISAID bertujuan untuk mempromosikan kerja sama internasional dan mempercepat penemuan ilmiah di bidang virologi.

GISAID juga berperan dalam menjaga keseimbangan kebebasan berbagi data dan penghormatan terhadap hak dan kepentingan negara yang memberikan data tersebut. Ini menjadikan GISAID alat penting dalam penanggulangan pandemi global, termasuk COVID-19.

Tahun lalu pemerintah Indonesia dan GISAID bekerja sama mendirikan GISAID Academy yang akan memberi manfaat bagi kedua pihak. Bagi Indonesia agar dapat terus membangun ketahanan dan respon terhadap wabah dengan memanfaatkan ekosistem kesehatan yang sudah ada dan bagi GISAID sendiri kerjasama ini menegaskan komitmen terhadap pengelolaan data genomik berkualitas tinggi untuk memajukan kesehatan dan keputusan kebijakan berbasis bukti.

Baca Juga  BKPK Jadi Policy Agency Pembangunan Kesehatan

Kepala Pusat Pengembangan Kompetensi Aparatur Sipil Negara Dwi Meilani mewakili Wakil Menteri Kesehatan membuka Pelatihan GISAID Academy yang bertempat di United in Diversity (UID) Campus, Bali.

Disampaikan Dwi Meilani bahwa saat ini Indonesia sedang mengalami transformasi yang signifikan dalam sistem kesehatan termasuk restrukturisasi sistem lab kesmas, yang ditujukan untuk mendukung penyelenggaraan pelayanan kesehatan primer, sistem rujukan dan peningkatan ketahanan kesehatan.

“Seperti yang kita ketahui Pemerintah Indonesia dan GISAID telah bekerja sama mendirikan GISAID Academy di Bali. Peluncuran dilakukan oleh Menteri Kesehatan pada 28 November 2023 lalu. Menkes menekankan dengan pemahaman lebih mendalam mengenai pemeriksaan genetik dan hasilnya, maka penelitian dan pengembangan obat dapat diarahkan secara lebih tepat, memungkinkan terapi yang lebih efektif dan minim efek samping,” tutur Dwi Meilani.

Baca Juga  Kemenkes dan IHME Lakukan MoU Data Kesehatan

Lebih lanjut dikatakan Dwi Meilani bahwa GISAID Academy di Bali mendukung kawasan regional dalam memberikan pelatihan dan pembangunan kapasitas dalam sekuensing genomik dan analisis data yang diharapkan akan membantu mengurangi kesenjangan pengetahuan dan keterampilan yang ada di bidang ini, di Indonesia juga di seluruh region.

“Kita berharap agar pelatihan ini akan melatih para petugas lab, khususnya Lab Kesmas untuk melakukan analisis data sebagai bagian dari deteksi dini terhadap wabah. Dengan hadirnya para pengajar yang memiliki pengalaman luas, para peserta akan diajarkan ketrampilan dasar bioinformatika untuk menganalisis hasil pemeriksaan,” ungkapnya.

Sebelum mengakhiri sambutannya, Dwi Meilani juga mengungkap harapannya agar Kemenkes dapat menyiapkan sumber daya manusia (SDM) Lab Kesmas yang unggul sebagai bagian dari Pilar Transformasi Kesehatan yang ke-7 yaitu Transformasi Internal.

Baca Juga  Peningkatan Kapasitas Ahli Epidemiologi Lapangan ASEAN Agar Lebih Siap Kelola Kedaruratan Kesehatan Masyarakat

“Kami berharap Kemenkes dapat menyiapkan SDM Lab Kesmas yang unggul sebagai bagian dari Pilar Transformasi Kesehatan yang ke-7, dimana kita menyiapkan Organisasi dan SDM Kemkes yang unggul salah satunya dengan melakukan peningkatan kompetensi,” pungkasnya. Pelatihan GISAID Academy diikuti oleh 30 orang praktisi laboratorium kesehatan yang berasal dari laboratorium kesehatan masyarakat tier 4 dan tier 5 Kemenkes, RSPI Sulianto Saroso, Poltekkes Denpasar, Etana Biotechnology Indonesia, Kalbe Farma, dan 4 peserta luar negeri berasal dari Filipina dan Kamboja. (Penulis: Kurniatun Karomah Edit Pusjak KGTK/Timker HDI)